Hadist Tentang Kehidupan Bahwa Dunia Ini Hina
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam
Hadist Tentang Kehidupan Bahwa Dunia Ini Hina merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Nasihat-Nasihat Para Sahabat yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. pada 16 Rabbi’ul Awwal 1441 H / 13 November 2019 M.
Kajian Hadist Tentang Kehidupan Bahwa Dunia Ini Hina
Dari Zain bin Tsabit (seorang sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam), beliau berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
مَنْ كَانَتْ الدُّنْيَا هَمَّهُ فَرَّقَ اللَّهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ وَمَنْ كَانَتْ الْآخِرَةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللَّهُ لَهُ أَمْرَهُ وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ
“Siapa yang dunia menjadi keinginan terbesar dihatinya, maka Allah akan cerai-beraikan urusannya. Dan Allah jadikan kefakiran diantara kedua matanya. Dan dunia tidak mendatanginya kecuali yang dituliskan saja untuknya. Dan siapa yang akhirat itu menjadi niat utamanya (keinginan terbesar di hatinya akhirat), Allah akan kumpulkan urusannya untuknya, dan Allah akan jadikan kekayaan di hatinya dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan dunia itu hina di matanya.” (HR. Ibnu Majah)
Subhanallah, saudaraku sekalian. Hadits ini mengetuk pintu-pintu orang yang dunia itu menjadi sesuatu yang besar di hatinya. Karena sudah kita jelaskan, Allah dan Rasulnya selalu menggambarkan dunia itu sesuatu yang hina, bukan sesuatu yang sifatnya besar. Sudah kita bacakan haditsnya bahwa dunia itu bagaikan bangkai kambing. Dalam hadits yang lain Rasulullah mengumpamakan dunia itu bagaikan kotoran manusia. Dalam hadits yang lain Rasulullah menyebutkan bahwa sayap nyamuk lebih berharga daripada dunia.
1. Allah akan cerai-beraikan urusannya
Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mencela orang yang keinginan terbesar di hatinya itu ada dunia. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
مَنْ كَانَتْ الدُّنْيَا هَمَّهُ
“Siapa yang dunia itu menjadi pikiran terbesar dia.” Keinginan terbesar dia adalah dunia, dunia, dan dunia. Apa yang terjadi dengan orang seperti ini? Allah akan cerai-berikan urusannya. Apa maksudnya Allah cerai-beraikan urusannya? Artinya Allah cerai-beraikan kekuatan dia. Orang yang dunia adalah yang terbesar di hatinya, pasti akan menjadi orang yang mudah putus asa ketika ditimpa musibah. Orang yang menjadikan dunia sebagai urusannya, hatinya akan penuh dengan penyakit-penyakit hati seperti cinta dunia yang berlebihan, penyakit dengki, demikian pula rakus, bahkan sampai tingkat menghalalkan yang haram demi untuk mendapatkan dunia dia.
Orang yang terbesar di hatinya adalah dunia, sulit sekali dia untuk ikhlas. Dia akan ikhlas jika ternyata ada kepentingan dunia, itupun juga ikhlasnya bukan karena Allah 100%, tapi ada niat yang kedua. Ketika dia shalat, niat terbesar dia dari perbuatan shalat supaya dapat dunia. Bukan tidak boleh kita meminta dunia, karena meminta dunia dalam berdoa diperbolehkan. Bedakan antara niat beribadah dengan berdoa. Kalau kita berdoa meminta kepada Allah dunia, silahkan. Tapi kalau kita berniat ibadah motivasi terbesar kita dari shalat kita, dari shalawat kita adalah dunia, maka ini yang tercela. Makanya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengancam orang yang menginginkan dunia dari amal shalihnya. Allah berfiirman dalam surat Hud ayat 15-16:
مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ ﴿١٥﴾ أُولَـٰئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ ۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ ﴿١٦﴾
“Barangsiapa yang menginginkan kehidupan dunia dan perhiasannya, Kami akan berikan apa yang dia inginkan dari amalannya tersebut tanpa dikurangi. (Tapi apa alasan buat dia di akhirat?) Mereka itu orang-orang yang tidak mendapatkan apapun dalam kehidupan akhirat kecuali api neraka. Dan batal apa yang mereka lakukan dan sia-sia perbuatan mereka.” (QS. Hud[11]: 15-16)
Ternyata orang yang beramal shalih tujuannya karena berharap dunia di mana keinginan terbesar di hatinya adalah dunia, Allah menyebutkan di akhirat dia tidak mendapatkan apapun kecuali api neraka. Sia-sia perbuatannya. Maka jangan sampai -saudaraku- Anda bershalawat ternyata niat terbesar Anda ingin mendapatkan dunia, sebagaimana sebagian orang berkata, “Mau iPhone, shalawatin. Mau rumah, shalawatin. Mau mobil, shalawatin.” Sehingga akhirnya shalawat jadi terasa hina. Padahal shalawat itu lebih agung dari urusan dunia. Dunia di mata Allah itu hina sedangkan shalawat di mata Allah itu mulia.
Bukan berarti kita tidak boleh berdoa minta dunia, doa bedakan dengan niat dari beribadah. Berdoa memang tempatnya minta. Dan itupun Allah mencela orang-orang yang berdoa yang isinya 100% hanya dunia. Allah berfirman:
فَمِنَ النَّاسِ مَن يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ
“Diantara manusia adayang berdoa, ‘Wahai Rabb kami, berikan kepada kami dunia’, sementara akhirat tidak ada bagian dalam doanya tersebut.” (QS. Al-Baqarah[2]: 200)
Kata Ibnu Jarir Ath-Thabari, ayat ini mencela orang-orang Musyrikin Quraisy yang mereka setelah haji berdoa kepada Allah hanya meminta dunia saja. Lalu Allah menyebutkan doanya kaum mukminin:
وَمِنْهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ﴿٢٠١﴾
Itulah doa yang dipuji oleh Allah.
Sementara banyak diantara kita ternyata isi doanya dunia 100%. Sudah begitu menjadikan niat ibadahnya pun juga mendapatkan dunia. Saking dunia itu betul-betul telah berakar dihatinya. Saking dunia itu menjadi yang terbesar dihatinya. Maka Rasulullah mengatakan, “Siapa yang menjadikan dunia keinginannya yang terbesar, Allah akan cerai-beraikan urusannya.”
2. Allah akan jadikan kefakirannya di pelupuk matanya
Maksudnya apa? Dia tidak akan merasa qana’ah, tidak akan merasa puas dengan yang Allah berikan kepada dia. Tidak ada dihatinya qana’ah. Dia selalu merasa kurang, merasa kurang merasa kurang. Sudah diberikan oleh Allah uang yang banyak, kekayaan yang banyak, tapi dia tidak pernah merasa puas dengan apa yang Allah berikan. Sehingga ia selalu merasa kurang, fakir, fakir, fakir. Dan inilah hakikat orang yang paling miskin di dunia. Akibat apa? Karena di hatinya dunia yang terbesar.
3. Dunia tidak mendatanginya kecuali sesuai yang dituliskan untuknya saja
Subhanallah.. Kalau ternyata ditulisakan dapat, maka dapat. Tapi kalau ditulisakan untuk tidak dapat, maka tidak dapat. Oleh karena itulah kalau ada orang yang shalat dhuha dan tujuan/motivasi terbesar di hatinya adalah untuk meraih dunia, (1) ia pasti mendapat dosa, tidak mendapat pahala sama sekali. (2) yang dia inginkan tersebut belum tentu Allah berikan. Karena Rasulullah mengatakan dalam hadits ini, “Dunia tidak akan mendatanginya kecuali sesuai yang dituliskan untuknya saja.” Sudah begitu, Allah akan jadikan hatinya lemah. Allah cerai-beraikan urusannya. Karena orang yang sangat mengharapkan dunia, dia menjadi orang yang kurang ibadahnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan kalau ia disuruh kepada Allah dan kehidupan akhirat, ia selalu menjawab, “Jangan akhirat terus. Dunia dan akhirat harus seimbang.” Sementara ia sendiri tidak bisa seimbang.
Makanya kita lihat para pencari dunia, para pecinta dunia, selalu berpaling dari akhirat. Sebaliknya, para pencari Alhamdulillah tetap diberikan oleh Allah dunia.
Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
وَمَنْ كَانَتْ الْآخِرَةُ نِيَّتَهُ
“Siapa yang akhirat itu menjadi niat utamanya.” Subhanallah.. Artinya seseorang keinginan terbesarnya adalah akhirat. Dia memandang dunia itu hina, dia memandang dunia itu sesuatu yang rendah. Dihatinya akhirat segala-galanya, dia mengharapkan surga Allah, dia takut dari neraka Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena dia sadar di dunia tidak akan lama, pasti kembali kepada Allah dan kembali kepada kehidupan akhirat, pasti itu, pasti. Maka ia jadikan keinginan terbesarnya akhirat. Apa yang akan didapatkan oleh dia?
1. Allah akan kumpulkan urusannya kepada dia
Artinya Allah akan berikan kekuatan pada hatinya itu. Dimana orang yang menginginkan kehidupan akhirat itu yang terbesar, kesabarannya luar. Ketika ditimpa musibah, ia sabar. Karena ia berharap kehidupan akhirat. Ketika diberikan kenikmatan ia bersyukur. Kenikmatan tidak menipu ia dari mensyukuri Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena ia sadar bahwa nikmat ini semua akan menjadi hisab pada hari kiamat. Sementara keinginan terbesar dia ingin mendapatkan akhirat, yaitu surga Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Tawakalnya kuat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia tidak pernah berputus asa disaat ditimpa musibah dan kesusahan. Kenapa? Karena ia sadar dunia hanya sementara. Sementara akhirat itulah tujuan terbesarnya. Dia akan bening hatinya dan penuh keikhlasannya. Karena yang ia harapkan akhirat, bukan pujian manusia, bukan pula kehidupan dunia.
Berbeda dengan orang yang dunia terbesar di hatinya. Kalaupun ia berceramah, niat dia ingin terlihat alim, kalaupun ia shalat ternyata tujuan dia ingin disebut ahli ibadah. Ketenaran itu keinginan terbesar dia, dia ingin masyhur, dia ingin disebut ulama, dia ingin disebut orang yang hebat, karena dunia itu terbesar di hatinya. Tapi orang yang menjadikan akhirat itu yang terbesar di hatinya, bagi dia ketenaran tidak penting. Bagi dia pujian manusia tidak penting. Dia menganggap itu semua hina. Karena itu semua bisa menghalangi ia dari kehidupan akhirat. Yang dia inginkan adalah keridhaan Allah, yang dia inginkan adalah surga Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia senantiasa berpegang kepada ayat Allah:
وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَب ﴿٨﴾
“Dan kepada Rabbmu hendaknyalah kamu berharap.” (QS Asy-Syarh[94]: 8)
Mari simak penjelasan yang penuh manfaat ini pada menit ke-14:46
Download mp3 Kajian Tentang Hadist Tentang Kehidupan Bahwa Dunia Ini Hina
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/48264-hadist-tentang-kehidupan-bahwa-dunia-ini-hina/